KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan beribu nikmat sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, makalah ini
berisi tentang
Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu Kami dalam menyusun makalah ini, sehingga Kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan semaksimal mungkin.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, dengan adanya kekurangan tersebut Kami senantiasa bersedia menerima dengan
lapang dada semua kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi mereka yang membaca. Aamiin.
Cirebon,
April 2017
BAB 1
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Makhluk
hidup di dunia ini sangatlah beragam jenisnya, baik itu tumbuhan maupun hewan.
Di lingkungan sekitar, kita dapat menemui berbagai jenis makluk hidup, seperti
berbagai jenis hewan misalnya ayam, semut, sapi, dan sebagainya, berbagai jenis
tumbuhan misalnya jeruk, mangga, pisang, dan tumbuhan lainnya yang ada
disekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga
terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman
hayati.
Dari
berbagai makhluk hidup yang banyak jenisnya, para peneliti mengklasifikan
makhluk hidup ini. Adanya klasifikasi makhluk hidup ini dikarenakan adanya
persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan tingkah laku.
Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan bertujuan untuk mempermudah
manusia dalam mengenal berbagai jenis hewan dan tumbuhan, juga mempermudah
untuk memberikan penamaan terhadap suatu individu.
Keanekaragam
meliputi variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya
keanekaragaman makhluk hidup yaitu oleh adanya mekanisme evolusi.
Makhluk
hidup dari waktu ke waktu terus berkembang dan tersebar dimana-mana. Sebagai
sesama makhluk hidup kita perlu mengetahui apa dan bagaimana keanekaragaman
makhluk hidup yang ada di sekitar, karena itu perlu adanya pembahasan masalah
keanekaragam makhluk hidup dan persebarannya untuk menyebarluaskan pengetahuan
tentang keanekaragam makhluk hidup yang ada.
1.2. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud keanekaragaman makhluk hidup?
2.
Bagaimana ciri-ciri dari makhluk hidup?
3.
Bagaimana pengklasifikasian makhluk hidup?
4.
Bagaimana persebaran dan sejarah dari perkembangan
makhluk hidup?
1.3. Tujuan
Penulisan
Dari rumusan masalah
tersebut dapat disimpulkan tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui keanekaragaman makhluk hidup.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari makhluk hidup.
3.
Untuk mengetahui pengklasifikasian makhluk hidup.
4.
Untuk mengetahui persebaran dan sejarah dari
perkembangan makhluk hidup.
1.4.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari adanya makalah
ini yaitu:
1.
Untuk menambah wawasan tentang keanekaragam makhluk
hidup dan persebarannya.
2.
Dapat menjelaskan tentang keanekaragaman makhluk
hidup dimulai dari pengertian makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup sampai
sejarah dari perkembangan makhluk hidup itu sendiri.
BAB 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan
dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk
melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam golongan
makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan
manusia.
Berikut
adalah pengertian makhluk hidup menurut para ahli:
1. Helena
Curtis
Pengertian
Makhluk Hidup menurut Helena Curtis (1975) adalah sesuatu yang bisa
memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi
ke bentuk energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bisa
merespon bila ada rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir
dengan baik, dapat bereproduksi atau berkembang biak serta dapat tumbuh dan
berkembang.
2. Kimball
Pengertian
makhluk hidup menurut Kimball (1983) adalah sesuatu yang memiliki lima cirri,
yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat bereproduksi, dapat melakukan
metabolism, dan bersifat rumit.
3.
Dwijoseputro
Pengertian
makhluk hidup menurut Dwijoseputro (1998) adalah adalah sesuatu yang dapat
melakukan metabolisme, dapat melakukan gerak, dapat tumbuh, dapat bereproduksi,
dan responsif.
Menurut New
Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik kehidupan,
yaitu terdiri dari sel-sel, secara kompleks terorganisir, mengambil energi dan
menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh
dan mempertahankan dirinya, memiliki kemampuan untuk mereproduksi, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
2.2 Asal Mula Kehidupan
2.2.1
Berbagai
Pendapat tentang Asal Mula Kehidupan
Sebelum abad ke-17, para ahli
menganggap bahwa makhluk hidup terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak
hidup. Anggapan ini disebut teori generatio
spontanea atau abiogenesis.
Pendapat ini begitu ekstrem, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat
berasal dari bangkai, bahkan gandum dapat menjadi tikus hanya dalam waktu satu
malam.
Dengan terjadinya renaissance,
mulailah timbul paham baru Francesco Redi (1626-1697), ahli biologi dari
Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur lalat,
yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai percobaan yang dilakukan
selalu mendapatkan peristiwa yang serupa. Ia mengemukakan pendapat bahwa
kehidupan berasal dari telur atau comne
vivum ex ovo.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799),
juga ahli Biologi dari Italia, dengan eksperimen terhadap kaldu dapat
membusukkan kaldu itu. Apabila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tak
terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada
jasad hidup atau Omne ovum ex vivum.
Louis Pasteur (1822-1895), sarjana
Prancis, melanjutkan teori Spallanzani, dengan eksperimen berbagai jasad renik.
Ia mendukungnya, meskipun banyak yang menentang. Kemudian, menarik kesimpulan
bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru atau omne vivum ex vivum. Timbullah teori
biogenesis, sedangkan teori abiogenesis rupa-rupanya telah terkalahkan. Akan
tetapi asal mula kehidupan masih menjadi bahan pemikiran para ilmuan.
Hampir semua para ahli biologi
sependapat bahwa sal mula kehidupan terjadi di bumi ini, tidak di luar bumi.
Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai asal mula kehidupan.
Kemudian terjadi evolusi organik menjadi organisme bersel banyak, Porifera-Coelentera-Vermes-Echinoderma-Mollusca
Arthropoda Vertebrata, dan Manusia paling akhir.
Oparin (1938), Sarjana Rusia,
mengemukakan hipotesis bahwa ada makhluk peralihan dari makhluk tak hidup ke
makhluk hidup. Hipotesis ini berdasarkan penelitian ahli lain di bidang Ilmu
Kimia. Kita telah mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa
Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Seorang ahli kimia Harold Urey (1893)
di Amerika Serikat, mengemukakan pendapat bahwa atmosfer bumi suatu waktu pernah
mengandung banyak CH4 (Metana), NH3 (Amonia), H2 (Hidrogen),
dan H2o (Air) dalam bentuk gas. Zat tersebut sangat mungkin
bergabung membentuk ikatan organik, dimana kehidupan biasanya berlangsung.
Pendapat ini, kemudian terkenal dengan teori Urey. Seorang murid Urey, bernama
Stanley Miller (1953) berhasil membuat model alat laboratorium yang sederhana
untuk membuktikan teori Urey. Ia masukkan gas tersebut ke dalam alat itu,
kemudian dibuat loncatan listrik bertegangan tinggi. Hasilnya sungguh menakjubkan,
setelah dianalisis ternyata diperoleh zat organik berupa gula, purin,
pyrimidin, asam amino, dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan komponen ikatan
DNA (deoxyribo nucleic acid) dan RNA
(ribose nucleic acid), yaitu protein
inti, yang biasanya membentuk virus.
Eksperimen tersebut mengingetkan
kita bahwa sinar matahari menyebabkan terjadinya muatan listrik di atmosfer.
Apabila muatan listrik besar akan menimbulkan loncatan listrik, yang kita
namakan petir, baik besar maupun kecil. Karena di alam bebas dapat terjadi
senyawa kimia, seperti dalam eksperimen Stanley Miller dan tentunya juga
menyokong teori Urey. Peristiwa petir terjadi jutaan kali setiap hari. Tentunya
ikatan-ikatan kimia organik tersebar di seluruh pelosok muka bumi. Para ahli
kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat kecenderungan penggabungan berbagai
senyawa sehingga makin kompleks struktur molekulnya.
Weisz (1961) melanjutkan hipotesis
Oparin, disertai bekal teori Urey yang telah diuji kebenarannya o;eh Miller.
Menurut Weisz, penggabungan senyawa kimia itu terus bergabung menjadi
molekul-molekul yang lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak
itu terbentuk asam nuklein, yang terdiri dari gula-fosfat-purin-pyrimidin-asam
amino. Rantai ini cenderung untuk mengikat mata rantai dari sekitarnya sehingga
terjadilah rantai dobel yang setangkup. Kemudian rantai yang satu melepaskan
diri dari yang pertama dalam bentuk duplikat. Mulai dari sinilah, barangkali,
jadi loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup. Pada waktu rantai tadi
mengikat materi yang sama, bolehlah kita namakan reproduksi yang pertama, bila
ia sebagai pemula kehidupan di bumi. Selanjutnya, terjadilah persaingan, maka
rantai serupa itu perlu bergabung satu sama lain, membentuk rantai yang lebih
panjang lagi. Apa hipotesis ini dapat bertahan maka terjawablah salah satu missing link terbesar dalam evolusi organik.
a. Virus
Apabila rantai senyawa
gula-fosfat-purin-pyrimidin-asam amino itu makin panjang dan kompleks maka akan
terbentuk DNA dan selanjutnya terbentuk virus. Penumu virus sejalan dengan
ditemukannya mikroskop elektron oleh Knoll dan Ruska (Jerman, 1932). Mikroskop
biasa yang menggunakan cahaya tak dapat dipakai untuk melihat virus, karena
ukurannya sangat halus, kira-kira 10 sampai 30 milimikro. Berbagai jenis virus
telah ditemukan. Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, lonjong, seperti
kubus atau batang. Sifatnya aneh, dapat dikristalkan sebagai zat kimia biasa,
dapat pula ditanam dalam tumbuhan atau hewan, dan bertambah banyak. Mengenai
pertambahan banyaknya, terdapat dua pendapat, yaitu:
1) Virus
melakukan reproduksi sebagaimana halnya makhluk hidup lain.
2) Virus
tak dapat memperbanyak diri, melainkan organisme tempat virus itu berada yang
membentuk duplikat virus tersebut.
Dalam pengamatan, jelas virus itu
menjadi lebih banyak. Sedangkan sebagaimana caranya belum diketahui dengan
pasti. Percobaan untuk menumbuhkan virus dalam substrat buatan selalu gagal.
Timbul dalam pikiran kita, kalau demikian virus merupakan makhluk transisi
antara makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Akan tetapi, terlalu cepat untuk
berpendapat demikian.
Beberapa jenis virus menyebabkan
berbagai penyakit, misalnya mozaik pada tembakau, tomat, mentimun, waluh,
jipang, dan lain-lain. Pada manusia,misalnya campak, cacar, cacar air,
influenza, polio, kutil, demam kuning, hepatitis dan lain-lain. Pada hewan,
misalnya, anthrax, rabies, psitakosis, pes sapi, dan lain-lain.
b. Bacteriophag
Adanya suatu zat hidup yang
menyelinap ke dalam substansi serupa virus, yang kemudian menyebabkan
kehidupan, selalu menjadi persoalan yang tak pernah habis. Akan tetapi,
kenyataan adanya kehidupan tak terbantah.
Tingkat yang lebih tinggi
derajatnya daripada virus adalah bacteriphag. Ia sudah boleh dianggap hidup
sesungguhnya. Tidak dapat hidup dalam substat buatan. Tubuhnya terdiri dari
rantai DNA yang dikelilingi protein. Dapat bereproduksi, hidupnya sebagai
parasit yang menyerang bakteri dengan jalan membor tubuh bakteri. Ia berbuat
demikian karena ukurannya jauh lebih kecil daripada bakteri, dan sedikit lebih
besar daripada virus. Bentuknya seperti kendi dengan ukuran 30-20 milimikro.
c. Rickettsia
Taraf makhluk hidup yang lebih
tinggi dari bacteriophag adalah rickettsia. Ia sudah mempunyai RNA (Ribose
Nucleic Acid), yaitu asam inti yang biasanya berada di luar inti sel pada
organisme bertaraf tinggi. Ukurannya 0,3-0,5 mikron, sedemikian kecilnya
sehingga tidak dapat disaring. Ia tak dapat berkemabang biak dalam medium yang
tak hidup. Oleh karena itu, rickettsia masih memiliki sifat virus. Telah
ditemukan rickettsia penyebab demam, cacar dan tifus.
d. Bakteria
Bakteria merupakan mikroba yang
sangat beragam dalam hal bentuk dan perilakunya. Ia digolongkan kepada tumbuhan
karena berdinding tubuh yang tebal. Ukurannya 0,5-70 mikron, tergantung pada
macam bakteria. Meskipun bakteria tidak memiliki inti sel, tetapi DNA dan RNA
ada dalam tubuhnya. Ia dapat dibiakan dalam medium buatan. Bakteria sering
digolongkan ke dalam ragi atau jamur, karena tidak memiliki hijau daun sehingga
tidak dapat berfotosintesis. Jadi, kehidupannya tergantung kepada bahan organik
yang sudah mati (saprofitis) atau menjadi parasit pada makhluk hidup lain. Pada
umumnya, bakteria hidup subur pada suhu 20-35°C. Ada pula bakteria yang
bertahan pada suhu 80°C, misalnya di sumber air panas vulkanik. Hampir semua
proses pembusukan merupakan fenomena pembiakan. Dalam proses pembusukan, semua
bahan organik hancur menjadi bahan organik hancur menjadi bahan anorganik. Oleh
karena itu, bakteria disebut pula mikroba pengurai.
e. Protozoa
Protozoa sering pula disebut hewan
bersel, karena dinding tubuhnya sangat tipis dan berperilaku seperti hewan,
dalam arti mobilitas dan cara makannya. Ukuran tubuhnya 20-100 mikron; memiliki
inti sel yang masif dan tubuh kental yang dinamakan protoplasma. Protozoa ada
yang hidup bebas di alam ada pula yang menjadi parasit. Ia dapat berbiak dengan
cara membelah diri.
f. Sel
Nama sel, pertama kalio dipakai
oleh Robert Hook (1655) penemu mikrosop. Ia melihat ruang-ruang kecil ketika
memeriksa irisan gabus sumbat botol. Sebuah ruang kososng yang hanya tampak
dindingnya. Para peneliti setelahnya melihat bahwa dalam sel terdapat cairan
sebagai lendir yang disebut protoplasma. Inilah bagian hidup. Pada irisan tubuh
hewan tidak terdapat ruangan seperti itu. Akan tetapi, untuk menghormati
penemunya maka terhadap satuan protoplasma yang hidup tetap disebut sel.
Setiap sel pada umumnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
Setiap sel pada umumnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
1)
Inti sel (nukleus) tampak lebih masif.
Di dalamnya terdapat serebut-serebut halus yang berfungsi sebagai penerus
keturunan, untuk mempertahankan jenisnya, yang disebut kromosom. Tiap jenis
organisme mempunyai jumlah kromosom yang tetap, misalnya manusia 46 atau23
pasang, kera rhesus 21 pasang, kucing 19 pasang, sapi 30 pasang, kuda 33
pasang, anjing 39 pasang, gandum 21 pasang, tomat 12 pasang, jagung 10 pasang,
bawang 8 pasang dan lain-lain. Dalam kromosom terdapat titik-titk pembawa sifat
keturunan yang sangat banyak dan disebut gen. Dari segi ilmu kimia, titik gen
terdiri dari DNA. Pada lalat buah, dalam 4 pasang kromosom, telah ditemukan
±500 gen, pada manusia kira-kira 100.000 gen. Setiap cetak biru untuk suatu
bangunan. Gen itulah yang bertanggung jawab terhadap sifat kelestarian. Sifat
yang tercatat dalam kromosom disebut genotipe. Dalam pelaksanaan pertumbuhan
dipengaruhi oleh keadaan sekitar, sehingga sifat sering berbeda dengan peta
kromosom. Sifat inilah yang kita dapat amati di alam dan disebut fenotipe.
2)
Protoplasma sel atau sitoplasma adalah
yang mengelilingi inti sel. Bagian ini bertanggung jawab terhadap peristiwa
aktivitas hidup sehari-hari, misalnya metabolisme, makan, bernapas, peredaran
darah, bergerak dan lain-lain.
g. Reproduksi
dan Perkembangan
Pada organisme bersel tunggal,
segala kehidupan berlangsung dalam satu sel tersebut. Bereproduksi dengan jalan
membelah diri menjadi dua. Mula-mula yang membelah adalah inti serta
kromosomnya, baru diikuti oleh sitoplasmanya. Dari satu individu, lalu menjadi
empat, delapan, dan seterunya. Dari pembelahan ke pembelahan berikutnya hanya
berlangsung antara 20-60 menit. Sementara lahir sel-sel baru, maka satu demi
satu kehilangan kemampuan untuk hidup.
Pada organisme bersel satu banyak,
banyaknya sel sangat bervariasi, bilangan ratusan hingga miliaran, tergantung
kepada jenisnya. Mereka pada umumnya dapat didiferensiasi dalam bagian-bagian
tubuh dan fungsinya. Tiap bagian tubuh mempunyai fungsi tersendiri, tetapi
tetap dalam kesatuan harmonis individu, semuanya dalam satu kontrol. Apabila
karena sesuatu hal salah satu bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan
berakibat buruk untuk bagian lain dalam individu itu. Mereka mempunyai bagian
khusus untuk melaksanakan reproduksi. Bagian ini disebut alat kelamin, yaitu
alat kelamin jantan dan betina. Kedua alat itu mungkin dimiliki oleh satu
individu, yang disebut hermafroditisme. Apabila individu hanya memiliki alat
kelamin jantan atau betina saja, disebut sifat gonochorisme.
Alat kelamin jantan menghasilkan
sel kelamin jantan (spermatozoa = sel mani), alat kelamin betina menghasilkan
sel kelamin betina (ovum = telur). Sel mani dan telur masing-masing mempunyai
inti dengan kromosom sel tubuh. Contoh, pada manusia sel mani dan sel tubuh
mempunyai 46 kromosom.
Untuk melanjutkan keturunannya,
suatu individu perlu mempertemukan sel mani dengan sel telur. Penggabungan ini
disebut pembuahan (conseptio). Dari dua sel melebur menjadi satu sel zigot,
dengan jumlah kromosom seperti induknya. Terleburlah sifat dari jantan dan dari
betina di mana tiap kromosom mencari pasangan masing-masing.
Sel zigot ini membelah diri
sebagaimana halnya individu bersel tunggal. Akan tetapi, semua sel melekat satu
dengan yang lain merupakan awal perkembangan individu. Setiap fase pertumbuhan
mengikuti pola tertentu sampai selesai proses diferensiasi. Pertumbuhan
dilanjutkan dengan masa kecil, masa muda dan masa dewasa untuk bereproduksi dan
menghasilkan keturunan. Setelah itu tugas alamiah selesai bagi sesuatu
individu.
Perkembangan individu yang berbeda
dengan uraian di atas, adalah fenomena partenogenesis, yaitu sel telur yang
tidak mengalami pertumbuhan berkembang menjadi individu dewasa. Contohnya, pada
lebah madu, hewan betina yang biasa disebut ratu, bertelur banyak dengan tiga
kelompok telur, yaitu:
1)
Telur yang berisi zigot, kemudian
berkembang menjadi individu jantan.
2)
Telur yang berisi zigot, kemudian
berkembang menjadi individu betina tulen dan dapat menjadi ratu baru.
3)
Telur yang hanya berisi sel kelamin
betina, tetapi dapat berkembang menjadi individu betina palsu, alat kelaminnya
berubah menjadi alat penyangat beracun.
h. Ekologi
Ekologi
mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu sistem di mana
terdapat keseimbangan ekologis, dinamakan ekologis, dinamakan ekosistem. Contoh
ekosistem adalah kolam, danau, hutan, padang rumput, akuarium yang baik, dan
sebagainya. Di bumi ini, tak semua tempat layak untuk kehidupan manusia, tidak
semua baik untuk kehidupan suatu makhluk hidup. Dalam ekologi terdapat komponen
abiotik dan biotik.
1)
Komponen abiotik, misalnya tanah, udara,
air, cahaya, dan suhu semuanya berpengaruh terhadap makhluk hidup dan saling
memengaruhi di antara komponen abiotik itu sendiri.
2)
Komponen biotik adalah semua makhluk
hidup yang ada di kawasan nonbiotik, yaitu:
a)
Produsen, kelompok makhluk hidup yang
dapat menghasilkan zat organik dari zat anorganik dengan jalan fotosintesis.
b)
Konsumen, kelompok makhluk hidup yang
makan zat organik yang telah dibentuk oleh produsen.
c)
Pengurai, adalah makhluk hidup yang
menguraikan organisme mati menjadi zat anorganik. Kelompok ini biasanya bakteri
dan berbagai jamur.
d) Rantai
makanan, adalah proses makanan yang dimakan. Contoh: jagung-tikus-ular-burung-manusia-bakteri-zat
anorganik-dan seterusnya.
2.2.2
Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Menurut suatu teori, organisme yang
beraneka ragam saat ini adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang
dimaksud dengan evolusi kehidupan yaitu suatu perubahan kehidupan, menjadi
bentuk kehidupan yaitu suatu perubahan kehidupan, menjadi bentuk kehidupan
lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu
ribuan bahkan jutaan tahun. Teori tersebut menyatakan bahwa organisme yang
mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal, dan organisme ini
bersel dari agregasi molekul-molekul yang ada.
Yang menjadi persoalan kemudian
adalah bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut
sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satu dugaan
menyatakan bahwa biosfer, yaitu suatu dunia kehidupan di bumi kita ini
merupakan sebuah sistem, sedangkan organisme yang merupakan komponennya menjadi
suatu subsistem. Sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan
energi yang tersedia dalam biosfer.
Karena dalam biosfer berlaku hukum
Termodinamika I dan II maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum
tersebut.
a. Hukum
Termodinamika I
Di dalam biosfer tak ada energi
yang hilang, jumlah energi itu tetap, yang berubah hanya bentuknya. Contohnya:
energi listrik berubah menjadi energi mekanik berubah menjadi energi panas.
b. Hukum
Termodinamika II
Apabila suatu
sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk
mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur. Bertalian dengan hukum
Termodinamika I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus
energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami perubahan bentuk dari satu
macam bentuk ke bentuk lain. Dan selanjutnya, sebagai suatu sistem kalau
dibiarkan begitu saja maka organisme akan cenderung ke arah kerusakan yang
paling parah.
Akan tetapi,
sebaliknya organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari
perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya
kemampuan pelestarian diri atau self
perpetuation. Dan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.
Perkembangan
yang lain, yaitu adanya suatu kerja sama antara organisme sehingga akan
membentuk koloni. Dengan alasan yang sam pula terjadilah gejala perkembangan
menuju ke arah pembentukan organisme bersel banyak. Hal ini ditambah pula
dengan keharusan beradaptasi terhadap lingkungannya. Kemudian berkembanglah apa
yang dinamakan organisme bersel banyak yang seperti halnya organisme
multiseluler, organisme multiseluler ini berkembang menjadi beraneka ragam
organisme lainnya.
2.2.3
Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda
Mati
a. Makhluk
Hidup
Makhluk hidup merupakan suatu
subtansi zat yang dapat menjadi proses kehidupan. Yang dimaksud dengan proses
kehidupan atau ciri-ciri makhluk hidup anatara lain:
1)
Bergerak
Makhluk hidup dapat bergerak, baik
berpindah tempat maupun pergerakan diri bagian-bagian tubuhnya. Sebagai contoh,
kuda dapat berlari, burung dapat terbang, sedangkan ikan dapat berenang. Akan
tetapi, gerakan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan sangat terbatas, misalnya
gerkan menutup daun Mimosa pudica atau putri malu ketika tersentuh kalau
tersinggung, gerakan membuka dan menutupnya stomata, gerakan rotasi dan
sirkulasi plasma sel.
2)
Metabolisme
Makhluk hidup melakukan metabolisme yang meliputi:
Makhluk hidup melakukan metabolisme yang meliputi:
a) Nutrisi,
yaitu pengambilan zat-zat makanan dan sumber energi lain dari lingkungannya.
b) Respirasi,
yaitu menguraikan zat-zat nutrisi sehingga memperoleh energi.
c) Sintesis,
yaitu pembuatan zat-zat baru yang penting bagi kelangsungan hidup.
d) Ekskresi,
yaitu pengeluaran zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
3)
Mempertahankan jenisnya/hidupnya
Makhluk hidup selalu berusaha untuk
mempertahankan jenisnya agar tidak punah dari bumi, usaha tersebut meliputi:
a)
Regulasi, yaitu fungsi mengatur
keserasian proses yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.
b)
Reproduksi, yaitu kegiatan untuk tumbuh
dari muda menjadi dewasa selanjutnya menjadi tua, dan sedikit menjadi banyak.
c)
Adaptasi, yaitu usaha menyesuaikan diri
terhadap lingkungan dengan tujuan selalu dapat mengikuti perubahan yang terjadi
di lingkungan hidupnya.
d)
Evolusi, yaitu suatu perubahan kehidupan
menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui proses yang memakan waktu yang sangat
panjang.
4) Tanggap
terhadap rangsang
Makhluk hidup merupakan substansi
yang tidak menjalankan proses kehidupan. Ciri-ciri benda mati tentunya
berlawanan dengan ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan di
atas. Jadi, ciri-ciri benda mati antara lain:
b. Benda
Mati
Benda mati merupakan substansi yang
tidak menjalankan proses kehidupan. Ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah
dikemukakan di atas. Jadi, ciri-ciri benda mati antara lain:
1)
Tidak dapat bergerak
Benda mati tidak dapat bergerak,
kecuali ada pengaruh luar. Batu bergerak karena pengaruh tenaga luar yang
mengena pada batu tersebut.
2)
Tidak ada metabolisme
Benda mati tidak ada kegiatan nutrisi, respirasi, sintesa maupun ekskresi.
Benda mati tidak ada kegiatan nutrisi, respirasi, sintesa maupun ekskresi.
3)
Tidak mempertahankan jenisnya
Benda mati tidak ada usaha untuk
mempertahankan keberadaanya (eksistensinya). Jadi, benda mati tidak memiliki
kegiatan regulasi, reproduksi, adaptasi maupun evolusi.
4)
Tidak ada tanggapan terhadap rangsang
Benda mati tidak mempunyai
tanggapan terhadap rangsang yang diterimanya. Jadi, benda mati akan diam saja
meskipun datang rangsang bertubi-tubi dari luar.
Dengan memahami ciri-ciri makhluk
hidup dan benda mati seperti di muka, kita dapat membedakan antara makhluk
hidup dan benda mati. Akan tetapi, bagi makhluk hidup yang sangat sederhana
susunannya dan sangat kecil ukurannya, ciri-cir kehidupan tadi untuk dapat
diamati begitu saja.
Dalam kehidupan sehari-hari dengan
mudah kita dapat menyebut bahwa batu itu benda mai, sedangkan kucing adalah
makhluk hidup. Mengapa kita bisa mengatakan hal tersebut? Hal ini tentu
berdasarkan tanda-tanda yang dapat dipakai untuk membedakan antara benda mati
dan makhluk hidup. Sifar-sifat umum yang dapat dipakai untuk membedakan antara
keduanya adalah:
a) Bentuk
dan ukuran. Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedangbenda mati
tidak, sebagai contoh batu ada yang sebesar butir pasir, tetapi ada pula
sebesar gunung. Sedangkan makhluk hidup, misalnnya kucing, bentuk an ukurannya
tertentu.
b) Komposisi
kimia. Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu, yaitu terdiri dari
unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang atau
Sulfur (S), fosfor (P), dan sedikit mineral. Benda mati komposisi kimianya
tidak tertentu.
c) Organisasi.
Setiap makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini membentuk jaringan, dan
jaringan membentuk organ. Sistem organ membentuk proses hidup. Pada benda mati,
susunannya merupakan hasil dari unsur pokoknya.
d) Metabolisme.
Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan penggunaan makanan, pernapassan
(respirasi) sekresi dan ekskresi. Benda-benda mati tidak mengalami hal-hal ini
tersebut.
e) Iritabilitas.
Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan sekitarnya, misalnya
cahaya, gerakan, kelembaban dan suhu. Besarrnya reaksi tidak seimbang dengan
besarnya aksi. Sebagai contoh, besi yang kena panas akan memuai sesuai dengan
panas yang diterima.
f) Reproduksi.
Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk bereproduksi, sedang benda mati
tidak.
g) Tumbuh
dan mempunyai daur hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai proses pertumbuhan dan
mempunyai daur hidup, artinya mempunyai proses kelahirannya, tumbuh, dewasa,
dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh luar, seperti halnya pada
kristal.
Hal-hal di atas
merupakan perbedaan antara makhluk hidup dengan
benda-benda mati, dan bukan kriteria untuk menetapkan apakah sesuatu itu
makhluk hidup atau benda mati.
2.2.4
Polusi dan Pencemaran
Pencemaran adalah keadaan yang akan
mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan hidup dan terganggunya kesehatan
dan ketenangan hidup makhluk hidup. Terjadinya pencemaran lingkungan umumnya
terjadi akibat kemajuan teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup.
Mengenai polutan menjadi dua, yaitu:
a)
Bersifat kuantitatif, yaitu terdiri dari
unsur-unsur yang secara alamiah telah ada di dalam alam ini, tetapi jumlahnya
semakin bertambah karena kegiatan manusia sehingga menyebabkan pencemaran,
misalnya karbon dioksida, nitrogen, fosfor dan lain-lainnya.
b)
Bersifat kualitatif, yang terdiri dari
senyawa-senyawa yang terjadi karena sengaja dibuat manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, tetapi kurang bijaksana dalam penggunaannya, misalnya
pestisida, detergen, pupuk dan lain-lain.
Beberapa pencemaran yang perlu diketahui ialah pencemaran udara, air, tanah dan suara.
Beberapa pencemaran yang perlu diketahui ialah pencemaran udara, air, tanah dan suara.
a.
Pencemaran Udara
Udara pada lingkungan yang tercemar
oleh zat-zat polutan jelas tidak bersih lagi dan akan menjadi gangguan
kesehatan bagi makhluk hidup (termasuk manusia) sekitarnya. Dengan kemajuan
teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran
terutama di daereh-daerah industri,. Polutan dapat berupa gas, misalnya karbon
dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidro karbon, sulfur dioksida, dan
hidrogen sulfida. Polutan juga dapat berupa butir-butir benda cair dan
partikel-partikel padat. Semua polutan tersebut menyembur ke udara, terbawa
angin dan menyebar di dalam atmosfer. Reaktor atom dan peledak bom atom
menyebar debu radioktif yang merupakan polutan berbahaya ke mana-mana sampai ke
tempat peledak yang jauh sekali. Dari hasil observasi cuaca, ternyata
pencemaran udara dewasa ini tidak hanya di sekitar daerah industri dan tempat
peledak bom atom, melainkan sudah menyebar mengotori seluruh atmosfer bumi
kita.
Tindakan-tindakan mengatasi
pencemaran udara:
1)
Mencegah terjadinya pencemaran, misalnya
mesin kendaraan bermotor yang sudah tidak baik harus diservis supaya pembakaran
bensin atau solar lebih sempurna, pabrik yang mengeluarkan gas pencemaran harus
membuat cerobong yang sangat tinggi sehingga gas pencemar lekas dibaurkan angin
dan mencapai konsentrasi tidak membahayakan. Pabrik yang mengeluarkan partikel
pencemaran seperti pabrik logam, misalnya, tertinggal di lingkungan pabrik yang
sudah disediakan.
2)
Memisahkan lingkungan tempat tinggal
dari sumber pencemaran. Agar manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lainnya
terhindar dari kerusakan akibat pencemaran dapat dilakukan dengan mengatur tata
wilayah atau tata kota dengan cermat dan melaksanakan rayonisasi atau zoning. Wilayah dibagi menurut
penggunaan yang tepat, saling menunjang dan tidak saling mengganggu, dengan
memperhatikan arah angin,aliran air, tinggi rendah letak jaringan lalu lintas,
tempat kediaman dan lain-lain.
Tempat-tempat yang menciptakn pencemaran, seperti jalan raya, pabrik kimia, pabrik logam, dan sumber pencemaran lainnya diberi lokasi khusus risiko gangguan ke bagian-bagian wilayah kecil lainnya. Ruang kerja karyawan di dalam lokasi khususnya tersebut di atas harus diusahakan bebas dari bahay pencemaran.
Tempat-tempat yang menciptakn pencemaran, seperti jalan raya, pabrik kimia, pabrik logam, dan sumber pencemaran lainnya diberi lokasi khusus risiko gangguan ke bagian-bagian wilayah kecil lainnya. Ruang kerja karyawan di dalam lokasi khususnya tersebut di atas harus diusahakan bebas dari bahay pencemaran.
3)
Menghilangkan bahan-bahan pencemaran
dari udara. Pencemaran yang disebabkan oleh karbon dioksida dapat diatur dengan
menambah vegetasi. Tumbuhan dirangsang proses fotosintesisi oleh konsentrasi
karbon dioksida yang agak besar dan membebaskan oksigen sehingga konsentrasi
gas karbon dioksida berkurang. Tumbuhan rindang dengan daun-daun lebar mampu
menangkap partikel-partikel pencemaran yang berjatuhan dari udara bagian atas,
sehingga udara bagian bawah agak terhindar dari gangguan debu dan debu yang
melekat pada dedaunan pada waktunya akan terbawa ke bawa oleh air hujan, tidak
sempat mengotori udara bagian bawah. Untuk memperoleh ruangan yang udaranya
bersih, orang harus menyaring udara yang masuk ke dalam ruangan tersebut.
Partikel-partikel padat dapat disaring dengan filter. Untuk partikel yang
halus, lebih baik udara kotor dialirkan air, atau secara elektrostatik dengan
mengalirkan udara melalui konduktor yang berisi muatan listrik, debu akan
tertarik konduktor dan berjatuhan selanjutnya ditampung. Pencemaran dalam
bentuk gas disaring dengan melewatkan air atau larutan yang dapat bereduksi dan
menetralkan gas pencemar tersebut. Untuk tiap macam gas pencemaran harus
dicarikan larutan yang cocok, dan diusahakan agar persenyawaan antara gas
pencemar dan larutan tidak menimbulkan gas baru yang sifatnya mencemarkan pula.
b.
Pencemaran Air dan Tanah
Pencemaran air dan tanah umumnya
terjadi karena tingkah laku manusia, seperti penggunaan zat detergen, asam
belerang, dan zat-zat kimia sebagai sisa pembuangan pabrik-pabrik
kimia/industri. Pencemaran ini dapat juga karena pestisida, pupuk-pupuk tanaman
yang berlebihan dalam penggunaanya sehingga mutu air dan tanah berkurang,
bahkan dapat membahayakan baik untuk tumbuh-tumbuhan maupun hewan.manusia.
sebagai contoh, DDT, Aldrin, endrin fosfor organik bila mencemari tanah
pertanian dan air akan merugikan, sebab zat-zat ini dapat membunuh
mikroorganisme yang sangat penting dalam proses pembusukan dan sintesis zat-zat
organik/anorganik. Air minum pun dapat tercemar sehingga menurunkan kesehatan,
resistensi kuman meningkat dan mungkin pestisida dapat bersifat karsinogenik,
yaitu dapat menimbulkan kanker atau tumor ganas. Pembuangan sampah atau kotoran
ke sungai jelas akan memengaruhi produktivitas air dan lingkungan secara luas.
Bahan-bahan kimia sisa dari industri seperti fosfat, belerang, timah hitam,
besi, tembaga dan lain-lain telah mencemari tanah, air dalam tanah, air di
permukaan tanah, sungai, danau rawa, laut maupun samudera.
Selain oleh zat-zat kimia, air dan
tanah dapat pula dicemari bibit-bibit penyakit yang kemudian dapat menulari
hewan maupun manusia sehingga menimbulkan epidemi.
Tindakan-tindakan mengatasi
pencemaran air:
1)
Tindakan preventif dengan mengusahakan
agar bahan limbah kota tidak mencemari air, dengan cara pengelolaan produksi
yang sedikit mungkin menghasilkan bahan limbah, atau bahan limbah harus
dikerjakan lagi sehingga menghasilkan zat-zat limbah yang tidak menyebabkan
pencemaran lingkungan.
2)
Dengan membuang bahan limbah ke
tempat-tempat khusus, tempat pembuangan sampah, atau ditanam di bawah tanah
agar lambat laun dihancurkan oleh mikroorganisme. Akan tetapi, cara ini dapat
menyebabkan pencemaran air tanah, dengan makin banyaknya sampah buangan, makin
sulit mendapatkan lokasi yang tepat dan cukup luas di dalam atau di dekat kota
tanpa menimbulkan gangguan lingkungan hidup dari pencemaran udara dan air.
3)
Dengan membersihkan air limbah industri
yang mengandung berbagai polutan terlebih dahulu sebelum meninggalkan kompleks
industri. Air limbah dialirkan lewat beberapa kolam dan dibersihkan secara
mekanis dan kimiawi dengan diberi bahan-bahan tertentu, dan secara biologis
dengan memberi ganggang atau tumbuhan air tertentu sehingga senyawa-senyawa
yang berbahaya terambil dari air.
Untuk menguji kebersihan air dan
zat-zat berbahaya, kolam terakhir diisi berbagai jenis ikan yang dipelihara dan
dapat di teliti akan pengaruh buruk air kepada ikan-ikan tersebut. Apabila ikan
dan juga tumbuhan di kolam sebagai indikator kebersihan air menunjukkan hasil
yang baik, air boleh keluar dari kompleks industri atau bahkan digunakan
kembali sebagai air bersih untuk keperluan pabrik.
c.
Pencemaran Suara
Pencemaran suara dapat berupa
gangguan kepada penghuni lingkungan. Gangguan yang dialami manusia ada dua
macam, yaitu gangguan fisiologi dan psikologi. Lagu-lagu yang bagus dapat
menjadi gangguan apabila berbunyi terus menerus sehingga membosankan dan
menjengkelkan bagi yang mendengar, atau lagu-lagu yang bagus tersebut terdengar
tidak pada waktunya, misalnya ketika orang sedang tidur. Itu semua dapat
menimbulkan kejengkelan yang merupakan tekanan jiwa dan mendatangkan
gangguan-gangguan kejiwaan.
Suara yang berbunyi sangat keras
akan manjadi gangguan bagi lingkungan dan dirasakan sebagai kebisingan sehingga
mengganggu ketenangan hidup. Selain mengakibatkan gangguan pendengaran (tuli)
juga dapat menimbulakan gangguan-gangguan kejiwaan penyebab perubahan kadar
hormon dalam darah, denyut nadi dan jantung makin cepat, kejang-kejang, dan
pupil mata membesar. Gangguan perasaan dan kesehatan mengakibatkan perubahan
watak dan tingkah laku.
Untuk menentukan kualitas suatu
suara, haruslah diketahui frekuensi dan identitas dari suara tersebut,
Frekuensi dinyatakan dengan Hz (Hertz), yaitu jumlah getaran suara per detilk
yang sampai ke telinga, sedangkan intensitas suara dinyatakan dalam db
(desibel).
Ada tiga yang dapat dipertimbangkan
dalam usaha menanggulangi gangguan suara, yaitu sumber suara, medium penghantar
geteran suara dan penerimaan suara.
1)
Mematikan melemahkan sumber suara.
Apabila sumber suara berasal dari tape recorder, radio, atau televisi, dapat
dengan mengecilkan suaranya; apabila sumber suara berasal dari kendaraan bermotor,
dapat dengan memperbaiki knalpot, memasang saringan atau mengerahkan ke atas.
Apabila sumber suara berasal dari anak yang menangis, dapat ditenangkan agar
berhenti menangis.
2)
Perambatan getaran suara dapat di cegah
dengan bahan peredam, misalnya karton, kayu, serabut, batu merah,
tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Jalur-jalur hijau dan pagar-pagar hidup
besar manfaatnya untuk mengurangi kebisingan kota, di samping sebagai paru-paru
kota dan sebagai regulator temperatur udara kota. Lebih sempurna lagi apabila
arsitektur bangunan yang memangku jalan ramai diperhatikan untuk mencegah
kebisingan.
3)
Ada kemungkinan bahwa orang tidak dapat
melakukan cara pertama dan kedua, misalnya orang yang pekerjaannya selalu harus
bergaul dengan bunyi yang tidak menyenangkan, seperti mereka bekerja di dalam
pabrik yang penuhn suara bising. Dalam hal ini, orang dapat mengurangi gangguan
kebisingan dengan menutup telinga dengan jari, kapas, atau alat peredaran suara
lainnya.
Sekarang sudah dapat dubuat suatu
alat yang mampu meredamkan suara secara selektif, tetapi hanya suara suara
tertenu saja yang direndamkan yaitu dengan memasang alat yang dapat memasukkan
getar suara ke dalam alat pendengar lewat tulang-tulang telinga. Getaran suara
yang dimasukkan itu merupakan getar suara tandingan sehingga bagi yang
menggunakannya suara bising dapat tidak terdengar lemah. Sedangkan suara-suara
lai masih terdengar seperti biasa. Setiap masuk kelingkungan bising, alat harus
disetel untuk membandingkan suara tandingan yang cocok.
2.3 Ciri-ciri Makhluk Hidup
1.
Memerlukan Makanan
Setiap
makhluk hidup tentu membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Tapa makanan dan
minuman kita tidak bisa bertahan hidup. Sumber energi yang ada di dalam tubuh
kita adalah makanan. Ibaratnya adalah sepeda motor tanpa bensin tentu tidak
bisa jalan.
2. Bernafas
Makhluk
hidup seperti bakteri, tumbuhan, manusia, dan hewan bernafas sesuai dengan alat
pernafasannya masing-masing. Misalnya, manusia bernafas dengan paru-paru, dan
ikan bernafa dengan insang.
3. Bergerak
Bergerak
terbagi enjadi dua, yaitu bergerak aktif dan bergerak pasif. Untuk bergerak
aktif, contohnya adalah manusia berjalan, tangan naik turun, dan sebagainya.
Sedangkan gerak pasif, ini terjadi pada tumbuhan.
4. Tumbuh
Kita
sendiri dilahirkan oleh ibu kita dari bayi, kemudian tumbuh menjadi balita,
tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dan dewasa. Begitu pula denga makhluk hidup
lain.
5. Berkembang
Biak
Salah
satu tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk mempertahankan jenis
atau keluarganya.
6. Peka
terhadap Rangsangan
Makhluk
hidup seperti tumbuhan akan tumbuh menanggapi rangsang cahaya matahari, jadi
tumbuhnya adalah kearah matahari. Contoh lainnya misal tangan kita yang
merasakan panas jika didekatkan dengan api.
7. Mampu
Beradaptasi
Sebagai
contoh kita pada waktu pergi kedaerah pegunungan yang dingin maka tubuh kita
banyak memproduksi hemoglobin. Oleh karena itu, pipi kita akan terlihat
kemerah-merahan.
8. Mengeluarkan
Zat Sisa
Sebagaimana
makhhluk hidup memerlukan makanan, ada input pasti ada output. Jika ada yang
dimasukan, pasti ada yang dikeluarkan.
2.4 Keanekaragaman Makhluk Hidup
1.
Penyebab Keanekaragaman Mahluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh adanya mekanisme
evolusi. Evolusi merupakan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana
ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami
perubahan kode genetik (mutasi). Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan
lingkungan akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang.
Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut
dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan
hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beraptasi
akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural selection).
2. Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup
a. Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada
ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi
untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari
Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang
ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus
Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena
sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat
dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan
dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman
Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.Adapun
tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah:
a)
Mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki,
b)
Mengetahui ciri-ciri suatu
jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain,
c)
Mengetahui hubungan
kekerabatan makhluk hidup,
d) Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum
memiliki nama.
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia,
antara lain:
a)
Klasifikasi memudahkan kita
dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam,
b)
Klasifikasi membuat kita
mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup,
c)
Klasifikasi memudahkan komunikasi
Para ahli biologi masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan
makhluk hidup.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses
mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan
diklasifikasi.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup
kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri
serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit
yang disebut takson. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini
diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok
makhluk hidup.
b. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut
dengan takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi.
Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan
antara lain :
Kingdom Plantae Kingdom Animalia
1)
Divisi (division) Filum
(fhylum)
2)
Kelas (classis) Kelas
3)
Bangsa (ordo) Ordo
4)
Suku (familia) Familia
5)
Marga (genus) Genus
6)
Jenis (spesies) Spesies
Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang
sama, yaitu karnivora. Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan fungsi
gigi. Dua hewan tersebut memiliki kelas yang sama, yaitu mamalia. Mamalia
memiliki rambut penutup tubuh dan menyusui anaknya.Fillum chordata adalah
tingkat takson yang lebih besar dimana kedua kucing tersebut masuk di dalamnya
bersama dengan hewan lain yang mempunyai tulang belakang. Tingkat takson yang
paling tinggi adalah kingdom Animalia, yang mencangkup semua jenis Hewan.
c. Klasifikasi Berdasarkan Struktur
Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa
yang bersangkutan. Menurut sistem ini, ada 4 kelas yaitu:
a)
Senyawa alifatik rantai
terbuka atau lemak dan minyak.
Contoh:
asam-asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya
b)
Senyawa alisiklik atau
sikloalifatik
Contoh:
terpenoida, steroida, dan beberapa alkaloida
c)
Senyawa aromatik atau
benzenoid
Contohnya:
golongan fenolat dan golongan kuinon
d) Senyawa heterosiklik
Contoh: alkaloida,
flavonoida, golongan basa asam inti
Karena klasifikasi ini hanyalah superfisial, maka tidak
mengherankan jika suatu senyawa organik bahan alam tertentu dapat dimasukkan
kedua kelas berlainan. Contohnya: geraniol, farsenol, dan skualen, termasuk
kelas senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun,
keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida.
d. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya
1)
Sistem Dua Kingdom, Sistem
dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem
ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom Plantae
(kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri
berdinding sel dan berklorofil.Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia
(kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak
berdinding sel dan idak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini
adalah Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata,
dan Chordata.
2)
Sistem Tiga Kingdom,
Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae,
dan Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri
tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang
termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang hijau-biru.Kingdom
Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputib jamur, lumut, paku, dan
tumbuhan biji. Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan
Chordata. Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom
yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan makhluk hidup
dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia.
Kingdom
Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel,
memiliki membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini
adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri
dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.
3)
Sistem Empat Kingdom, Sistem
empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi
dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama
mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti
dalam sistem tiga kingdom.
4)
Sistem Lima Kingdom Pencetus
klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli
biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker
mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae,
dan Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai
jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur,
tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi,
Plantae, dan Animalia.
Disamping menggunakan ciri fisik hewan ilmuan saat ini meneliti
atau menguji DNA hewanhewan untuk pengklasifikasian.
a.
Sistem Penamaan
Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk
hidup ini adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut binomial
nomenklatur atau tata nama binomial. Binomial Nomenklatur adalah penamaan
dengan dua kata latin atau yang dilatinkan. Aturan tata nama tersebut adalah
sebagai berikut.
1.
Kata pertama adalah genusnya
dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya.
2.
Huruf pertama nama genus
menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis menggunakan
huruf kecil.
3.
Nama genus dan petunjuk
jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak dengan huruf miring.
b. Kunci Dikotomi
Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang
harus dipilih maka dikenal tiga macam
kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang
akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang
paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci
dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri
atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi
cirri ciri yang bertentangan satu sama lain.
Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi
bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis
harus mengikuti baitbait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh
penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam
penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita
dituntun langsung pada nama takson yang dicari.
Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara
penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel.
Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat
tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi
letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson
tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi
ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan.
Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi
bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang
sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam
atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti,
dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang
dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan
yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan
Backuizen van den Brink semuanya ditulisdalam bentuk kunci paralel.
2.5
Biogeografi
Salah satu
cabang geografi adalah “biogeografi” atau “geografi biologi”. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat
ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi
tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan”
(fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi
adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan
deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor
yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Biogeografi
merupakan cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup dan
geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi
termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas
penyebaran hewan dan tumbuhan. Pengetahuan biogeografi erat kaitannya
dengan klimatologi dan paleontologi.
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
Studi
tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu
tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut
mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang
cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu dasar mempelajari
biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami
evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis
disebut pusat asal usul.
Orang yang
pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah /
wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun
1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk
hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena
masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap
wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil
dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya
rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan
penyebaran ke daerah di seberangnya.
Wallace
sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang terjadi di
wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada penyebaran fauna. Ilmu
Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris
kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a separaed
portion of continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a
former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858).
Tahun 1910,
tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya “The World of Life”
(Chapman and Hall, London), Wallace menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih
ke timur lagi sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna
Asia. Dari penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna
dan flora ditemukan bahwa Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi
dapat bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan
bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone
biogeografi.
Konsep Garis
Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab penyebaran flora pun
mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi Barat mirip flora pegunungan
di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora di tanah yang berasal dari lapukan
batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur ternyata mirip flora Papua yang juga
tumbuh di tanah hasil lapukan batuan ultrabasik. Ahli flora terkenal zaman
Hindia Belanda, van Steenis pada tahun 1972 meneliti flora pegunungan
Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal lokal (autokton) dan flora asal luar
(alokton).
Edwards (1964) berpendapat, kajian biogeografi mestilah meliputi pengetahuan tentang proses-proses pedogenik (tanah-tanih), jenis-jenis
tanih dan keadaan cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan
daripada tanih di mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia
yang merubah tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam
biogeografi, kajian tanah juga boleh
dilakukan seperti kajian mengenai bentuk guna tanah (landforms).
Di samping itu, kita juga boleh mengkaji mengenai pembentukan bahan-bahan
organik di dalam formasi tanah.
Jika dilihat
dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga dikembangkan sebagai dasar untuk
menyusun perencanaan suatu daerah. Di Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada
dan Amerika Serikat pada tahun 1996 telah mengeluarkan definisi Bioregion yang
diadaptasi dari The Bioregional Association of North Americas (BANA). Definisi
bioregion ini mencakup :
·
penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem
alam lokal;
·
pembangunan dan penerapan cara-cara praktis
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia;
·
mendukung pembangunan budaya baru berdasarkan situasi
hakikat fenomena suatu daerah (biogeography).
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan
faktor yang menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup.
Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan
dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai
varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak
memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami
perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misalnya,
munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan
nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika.
2.6 Persebaran Makhluk Hidup
Menurut Rifai (1976),
berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu
kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini
adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum
digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab
terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau
adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang
bertentangan satu sama lain.
Untuk memudahkan pemakaian
dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai
dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara bertahap
sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri
yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu
kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari.
Kunci analisis dibedakan
menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik
(kunci indent) dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun
yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak
tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu
ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi
dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun
yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai
ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun
kunci parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya
disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor
bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh
nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat,
terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java
yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulisdalam
bentuk kunci paralel.
Faktor
yang Mempengaruhi Persebaran Organisme/Makhluk Hidup
1.
Lingkungan
Dua
faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah
faktor abiotik/tidak hidup (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan
biotik/ higup (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme)
2.
Sejarah Geologi
Saat
dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu,
suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring
berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri.
3.
Penghambat Fisik
Faktor
penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi
geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier),
dan penggentingan daratan (isthmus).
BAB 3
Penutup
3.1 Simpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam.
Keanekaragam makhluk hidup disebut dengan keanekaragaman hayati. Makhluk hidup adalah
suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan
lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya. Makhluk hidup
merupakan suatu subtansi zat yang dapat menjadi proses kehidupan. Makhluk hidup
mempunyai ciri-ciri seperti: bergerak, melakukan metabolisme, mempertahankan
jenisnya/hidupnya, tanggap terhadap rangsang, memerlukan makanan, bernafas,
tumbuh, berkembang biak, peka terhadap rangsangan, mampu beradaptasi, dan
mengeluarkan zat sisa. Adapun faktor yang mempengaruhi persebaran
organisme/makhluk hidup yaitu lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat
fisik.
3.2 Saran
Penulis
berharap agar makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembacanya tentang
keanekaragam makhluk hidup dan pesebarannya. Harapan yang paling utama yaitu
bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tumbuhan
dan hewan yang ada di bumi ini, terlebih yang ada di sekitar lingkungan kita,
dengan begitu keanekaragam makhluk hidup akan terjaga pelestariannya.
Komentar
Posting Komentar